Senin, 10 November 2014

Hujan

Hujan
Aku suka rintiknya
aku suka hawanya
Aku suka suasanany

Hujan,
mengguggah beberapa nostalgia lama
saat masih bersamanya, ayah tercinta..

Hujan,
mengingatkanku saat aku duduk bersamanya,
ibuku tercinta

Hujan,
menyadarkanku akan suasana musim dingin
musim dingin di negeri sebrang.
Jepang namanya.

Hujan,
terlalu banyak kenangan yang terputar
saat kau datang.

Hujan,
aku ingin meraskannya lagi,
kehangatan saat hujan.



#acak
#ingin hujan-hujanan
image from: http://www.harianterbit.com/
10 November

Sabtu, 01 November 2014

Sendiri



Aku sendiri tapi aku tak sendiri
Aku tak sendiri tapi aku sendiri
Tak aku sendiri tapi sendiri
Sendiri aku tak sendiri aku
Aku aku sendiri sendiri
Tapi aku tak sendiri sendiri

Sesungguhnya aku tak sendiri.


Peraduan
1 November 2014

Foto Setelah Pernikahan

Masih dalam edisi random.

Akhir-akhir ini atau beberapa tahun belakangan ini, media sosial yang saya miliki banyak bermunculan foto-foto yang bikin pingin alias foto pasangan suami istri yang lagi pacaran. Sebenarnya di pikiran ini bertanya yang upload foto itu kira-kira orang yang cukup populis banyak teman dan lumayan terkenal, eh yang bikin pingin lagi karena mereka ikhwan dan akhwat, (loh emg kenapa dengan ikhwan dan akhwat? ya gak kenapa-kenapa si cuma ya itu bikin pingin aja hihi). Sebenernya boleh gak ya memajang foto gandengan berdua gitu meski udah nikah???????????? di medsos lagi????????? (pertanyaan gede banget ni dari orang awam dan bodo --red penulis--).

---- Masalahnya ni kalau saya sendiri ikutan berarti gak apa-apa dong, la mas sama mbaknya kan lebih solih dan solihah jadi mereka udah punya pertimbangan syari----- Eh tapi gak boleh taklid juga kali alias ikut-ikutan aja tanpa dasar----

Pernah si dapat peringatan bukan pernah tapi sering tentang majang foto-foto, ya manusia itu tempat salah dan lupa. Lagian namanya manusia biasa pasti ada sisi narsisme nya, hanya bagaimana kita mengendalikan dan menempatkan pada tempat yang tepat.

Jadi kalau ingat pernah upload foto muka ini rasanya malu dan semoga Allah mengampuni saya. ---Random---
Semoga saat salah langsung bisa memperbaiki diri dan bertaubat. Jadi dulu pernah dapat video yang menguak tentang foto perempuan yang diupload di facebook dan ternyata itu bisa menimbulkan dosa yang tidak kita sadari dan akan mengalir terus.---loh ???--- seneng kalau pahala yang ngalir la ini dosa, kok bisa?--
Katanya si laki-laki memiliki imajinasi yang lebih tinggi dibanding perempuan, jadi kadang para pria-pria kesepian mencari mangsanya di FB. Coba deh di FB kita ngapain aja misal ni liat notif ternyata dikit liat home atau beranda bosen lama-lama kepoin orang deh. -nah loh- Mulai, kalau laki-laki yang agak santai dan kesepian itu liatnya apa coba ya foto dong, nah kalau sampai mereka berimajinasi yang macam-macam, dan yang diimajinasikan yang ada di foto (na'udzubillah), salah yang majang foto juga kan. 

Pengalaman pribadi, pernah naik bis kebagian berdiri dan di sebelahnya mas-mas duduk dengan santainya sambil mainan HP tanpa sengaja aku liat layar HP masnya dan ternyata masnya lagi bukain foto-foto cewek di FB, serius pas waktu itu aku takut jadinya secara aku liat sendiri wajah masnya dan ekspresinya.

Terus apa hubungannya sama foto setelah menikah. Mungkin bisa dikaitkan dengan cerita diatas untuk yang foto bagian perempuannya. Tapi menurut saya si lebih memperlihatkan kemesraan di depan umum, loh kan medsos, ya -keleus- medsos itu lebih umum dari tempat umum di dunia nyata loh. Nih kalau yang liat orang biasa yang lagi galau jadi tambah galau kan dia, terus karena belum mampu menikah jadi upload foto sama pacarnya -na'udzubillah-. Jadi bikin iri yang belum nikah juga jadi niatnya bisa belok tu menikah karena ingin bergandengan tangan, haduh. Meski belum pernah mengalami pengalaman tentang ini tapi rasanya saya belum siap kalau isi timeline medsos saya ada beberpa foto kayak gituan. Semoga suatu saat catatan ini juga akan menjadi pengingat bagi saya.

Sendiri tapi tak sendiri
1 November 2014


Selasa, 28 Oktober 2014

Bahagia itu sesederhana ini...

Lama sekali tak mengunjungi halaman ini. Kali ini kembali dengan edisi random. Rasanya kalau kita menyelami  dan merenungi hidup yang Allah berikan, sungguh kita akan merasakan hidup di dunia ini benar-benar mampir. Yang penting adalah bersyukur di setiap nikmat yang Allah berikan. Bahagia itu sangat sederhana sebenarnya, intinya adalah bersyukur. Bersyukur hari ini Allah masih memberi kesempatan kita buat nafas, jadi punya kesempatan untuk memperbaiki diri.
Ah ini tulisan bener-bener acak abis.
Jadi ingat kajian Aa Gym di Maskam kemarin, kalau makan itu sebenarnya juga dzikir, gak semata-mata memuaskan lidah dan perut. Lalu aku coba praktekan, beberapa hari ini, seharian terasa sangat lapar dengan uang pas-pasan yang harus dibagi untuk beberapa hari jadi makannya di akhir hari saat benar-benar sangat lapar dan benar saja makan akan menjadi suatu dzikir yang luar biasa, bahkan tak kuasa menetskan air mata. Bahagia itu sesederhana ini loh. Jadi inget kemarin-kemarin kalau pas suka jajan, kalau pas stres suka makan juga.Allah itu memberi pelajaran memnag dengan cara  luar biasa. 

Semoga semakin hari iman kita semakin bertambah entah dalam keadaan berlebih atau kekurangan.
Dalam kondisi bahagia 
28 Oktober 2014
gambar diambil dari http://jagadinspirasimuslim.blogspot.com/2012/03/sungguh-menakjubkan-perkara.html



Sabtu, 05 April 2014

Harus Siap Kecewa

Ini adalah hal yang membuat saya sering ingin menjadi simpatisan saja, ingin menyampaikan kebenaran dengan gaya sendiri, karena saat bergabung di jamaah ini harus siap menelan kekecewaan apalagi kalau melihat bahwa interaksi kita pun dengan orang biasa yang tak luput dari salah dan khilaf. Ini bukan tentang kejamaahan secara keseluruhan tapi tentang jamaah di lingkungan saya saja. Saya bertahan disini semata-mata hanya mendapat ridho Allah. Meski terkadang saya menginginkan lebih yaitu ukhuwah tapi ternyata bagi orang yang memiliki karakter seperti saya akan susah merasakan hangatnya ukhuwah itu dalam jangka waktu yang lama, hanya di momen-momen tertentu dan sementara.
                Saya menulis ini karena banyak kejadian yang membuat saya agak dongkol di hati tapi semata-mata kedongkolan itu karena manusia, tapi ya ini jamaah manusia bukan malaikat saya pun manusia, mungkin malah jangan-jangan ada yang pernah kecewa karena saya.
                Beberapa kejadian yang membuat saya kecewa akhir-akhir ini, saat saya sedang bersemangat dengan kelompok ini, tiba-tiba saya tidak tahu info sama sekali, saat yang lain bahkan mungkin hamipir semua kumpul di satu tempat untuk menuju tempat kumpul, saya dating sendiri ke tempat kumpul dengan kebingungan tidak ada teman satu “tempat menuntut ilmu” saya itu. Ternyata saya meman tidak mendapat info itu, pernah sebelumnya saking tidak mendapat info saya sampai ikut konvoi “tempat menuntut ilmu” sebelah, dan meang rumput tetangga lebih hijau, konvoi mereka bahkan sangat teratur dan rapi, dan mereka sangat memperhatikan seorang seperti saya yang masih amatiran naik motor meski saya tidak satu “tempat menuntut ilmu”. Mungkin ukhuwah itu baru ada saat mau foto, ketambahan saya biar ramai kali ya.
                Sepulang dari tempat kumpul saya bergabung dengan rombongan satu “tempat menuntut ilmu” dan seperti dugaan saya, tidak ada ukhuwah untuk saya disini saya hanya berharap pada Allah saja, 2 kali saya hampir tertabrak, karena saya tidak mau berjaraj terlalu jauh karena saya tidak tahu jalan, tapi sekali ukhuwah ini bukan untuk orang seperti saya, saya yang masih amatiran pun tertinggal, sampai akhirnya saya membiarkan diri saya ketinggalan saat sampai di jalan yang saya sudah paham. Dan, sekali lagi, saat saya menuju tempat kumpul kedua tidak ada satupun orang yang saya lihat disana, dimana mereka, kenapa as awal tidak dikasih tau kalau harus kumpul dimana, pas awal keberangkatan Cuma dibilang langsung ke tempat kumpul tapi kenapa tidak ada satu pun orang disana, satu hari dua kali jadi yang paling awal karena ketidak tahuan, sms pun lama dibalas. Dan, karena kecewa serta sudah ashar saya memutuskan untuk kembali ke kos, serius itu sedih banget. Sampai saya sudah mendaftar menjadi pemilih di tps kampus pun, nama saya tidak ada. Mungkin ini ujian untuk saya.
                Harus siap kecewa, saat kondisi atau acara kejamaahan saya sering merasa “tidak berarti” sekali lagi untuk orang yang berkarater seperti saya jadi jika Anda memiliki karakter seperti saya harus siap “tidak berarti”. Saya adalah tipe sangat pendiam (kalau di kelompok ini) dan cenderung sangat introvert, memiliki postur cukup besar, jadi saya sering bawa motor sendiri karena tidak jarang tidak ada yang “bisa” memboncengkan saya.
                Saya ingin memiliki ukhuwah itu, melihat teman sebelah yang memiliki karakter berbeda, dia sangat terlihat memiliki ukhuwah itu. Oh ya yang masih saya ingat, ini hal kecil si Cuma semakin menguatkan saya kalau saya “tidak dianggap” di lingkungan ini, hari itu 23 Maret, saya mendapat jarkoman yang ternyata itu menyebar mungkin semua kader di teknik, pemberitahuan hari itu milad 2 orang petinggi sebuah organisasi, tapi itu di kirim untuk semua saya pun mendapatkannya, tapi tidak ada nama saya di sms itu, padahal yang mengirim sms itu mengenal saya, bahkan kami sempat satu organisasi yang sama saat dia jadi anggotanya, mungkin itu hal yang sepele tapi itu menguatkan bahwa orang seperti saya harus siap kecewa karena “tidak dianggap”.

                Entah sampai kapan saya akan bertahan disini, sekali lagi saya harus terus menguatkan hati saya bahwa saya disini hanya semata-mata mendapat ridho Allah, bukan karena ingin tergabung dalam lingkaran jamaah.
                                                                                                                                          5 April 2014

Selasa, 01 April 2014

Saat-saat terakhir...

Sekarang tak ada lagi pertanyaan-pertanyaan lirih yang menanyakan kapan aku lulus, sekarang taka da lagi sesosok laki-laki yang begitu tegas padaku. Sekarang taka da lagi laki-laki yang tertidur lemah di temat tidur menanti anaknya pulang, sekarang taka da lagi bapak yang setiap pagi duduk di kursi roda.
                Tanggal 10 maret 2014 pukul 18.05, bapak menghembuskan nafas terakhir. Kelemahannya saat di dunia, menahan sakitnya tubuh saat dipindahkan dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya, kini beliau telah tiada di dunia yang fana ini. Bapak meninggal di usianya yang ke 74 tahun, saat usiaku 21 tahun. Saat aku belum bisa memberikan apa-apa untuknya.
                Firasat, mungkin ada tapi aku menghalaunya jauh-jauh dari pikiranku.
           
 Teringat saat bulan februari 2014 kemarin, seharusnya aku melakukan kerja praktek bersama teman-temanku. Alhamdulillah saat itu keraguan muncul luar biasa di hatiku, karena memang factor dana yang memang tidak mencukupi jika aku ikut kerja praktek, selain itu entah mengapa hatiku sangat ingin di rumah merawat bapak, saat itu aku merasa galau luar biasa sampai akhirnya aku serahkan semua kepada Allah, dan akhirnya aku mantap untuk tidak kerja praktek, memutuskan untuk merawat bapak di rumah dan juga membantu ibu. Kurang lebih 2 pekan aku di rumah. Aku membantu sebisa yang aku lakukan, tak banyak pesan yang disampaikan oleh bapak, salah satunya tentang kelulusan dan wisuda. Meski dalam kondisi yang lemah dan terbatas, bapak masih memikirkan setiap anak dan cucunya. Mungkin aku yang paling banyak menjadi pikirannya. Suatu saat, saat gunung kelud meletus abunya sampai ke rumahku, seharusnya saat itu aku balik ke jogja namun melihat berita bahwa abu sangat tebal di jogja maka bapak menangis padahal saat itu aku masih di rumah, akhirnya aku menunda kepulangan sampai hari minggu sembari menenangkan bapak dan ibu, kalau aku tidak akan kenapa-kenapa.

                Sepulang dari rumah, malam pertama di jogja setelah pulang, aku bermimpi, Allah memberiku mimpi yang sangat aneh menurutku, aku bermimpi gigi gerahamku lepas dan aku merasa sangat sedih bahkan sampai menangis di dalam mimpi, sampai bangunpun hatiku terasa sangat sedih, seketika aku mengirimkan sms kepada mba ku di rumah, mba berpesan untuk tetap berpikir positif. Mimpi adalah bunga tidur pikirku. Sampai beberapa hari kemudian aku bermimpi lagi persis mimpi yang sama, aku pun mengirim sms ke mba ku lagi, jarang-jarang kalau aku bermimpi memberi tahu kepada orang lain apalagi mba ku yang jauh di Banjarnegara sana, tapi yang kedua kalinya mba ku tidak membalas, aku hanya bisa berdoa saat itu. Sampai aku memutuskan untuk memajukan tanggal kepulanganku, aku baru 3 pekan di Jogja padahal seharusnya aku pulang menunggu 4 pekan, namun hatiku sangat kuat kalau aku harus pulang. Hari kamis sehari sebelum aku pulang, aku bertemu dengan temanku dan main di kosannya, takdir Allah, dia dan bapak kosnya membicarakan tentang mimpi dan bapak kosnya pun ikut mengartikan mimpinya, mungkin itu hanya bercanda atau hanya pendapat orang. Aku pun menyampaikan pada temanku, kalau aku dua kali mimpi gigi gerahamku lepas, dan temanku bilang kalau ada yang mau meninggal. Aku menyangkalnya, itu mungkin hanya bunga tidur, aku tanya di rumah semua baik-baik saja. Jumat aku pulang, sampai di rumah seperti biasa bapak berada di tempat tidurnya, kalau bapak sedang tidur aku tidak berani membangunkannya. Sampai suatu sore saat bapak mau duduk di kursi roda aku melihat bapak sangat lemas, bahkan untuk duduk tegak di kursi roda terlihat sangat lemah. Sampai aku bertanya pada mba ku dan ibuku, bapak kenapa kok lemas begitu. Jawaban mba ku, namanya manusia kadang bersemangat kadang tidak. Sampai malam hari pun tiba. Aku tidur bersama ibu, sebelum tidur biasanya kami membicarakan banyak hal sampai akhirnya aku bertanya pada ibu, kenapa bapak begitu sepi tidak memanggil-manggil ibu, sebelum-sebelumnya setiap malam bahkan mungkin setiap jam bapak akan selalu memanggil-manggil ibu mungkin karena kesepian tapi malam itu berbeda, malam itu begitu sunyi dan aku pun merasa janggal, namun ibu menjawab mungkin bapak mengerti karena sebelumnya ibu bilang kalau ibu sedang tidak fit, memang saat itu ibu sedang sakit, tekanan darahnya tinggi. Aku pun menerima saja semua jawaban pertanyaan-pertanyaan yang aku ajukan. Sampai besoknya aku membatu ibu mengangkat bapak dari kursi roda ke tempat tidur dan ini sangat aneh, biasanya disentuh sedikit bapak akan merasa sakit dan bilang “sakit” tapi tumben pagi itu bapak hanya diam tidak berkata sakit sedikitpun, aku pun menyampaikan pada ibu.
                Sampai waktuku di rumah hampir habis, hari senin aku harus balik ke jogja karena selasa ada kuliah. Namun, anehnya, hatiku berat sekali untuk kembali ke jogja, kepalaku pusing badanku lemas, sampai kepikiran untuk membolos saja, namun teringat ada kuis esoknya, terdapat perang lagi di hatiku karena aku pikir itu nafsu maka aku harus melawannya, aku ingat perjuangan orang tuaku sampai aku bisa kuliah. Akhirnya dari rencana balik jam 10 menjadi jam 13, sebelum pergi, ibu mengajak bapak untuk duduk di kursi roda untuk melihat kepergianku, saat itu perasaanku semakin tidak karuan saat melihat posisi dan kondisi bapak saat didudukkan di kursi roda, sangat tidak berdaya, aku pun sampai terdiam dan terpaku melihatnya, sampai sekarang aku masih terbayang.
                Sampai akhirnya aku pamit tak ada kata lain, selain kata pamitan dan bersalaman dengan bapak, tak mengira kalau itu salaman terakhirku. Namun, ada kejadian lain saat aku sudah naik angkot, bapak menyampaikan kepada ibu apakah mungkin nanti sore tia balik ke rumah, ibu menjawab tia pulangnya lagi ya kalau libur.
                Saat itu terasa berbeda, perjalananku balik ke jogja sangat berat. Sampai di terminal wonosobo, hatiku menyuruhku untuk kembali pulang  ke rumah bahkan kakiku sangat ingin bergerak kembali ke bis menuju ke rumah. Tapi aku masih tidak bisa membedakan antara nafsu dan nurani, aku menguatkan diri untuk tetap kembali ke jogja, dalam perjalanan pun terasa banyak halangannya, bis yang aku tumpangi menabrak spion mobil dan harus mengganti, perjalanann di wonosobo terasa sangat lama, lalu aku dioper dan akhirnya aku berdiri dari kretek sampai secang kira-kira 2 jam aku berdiri, saat aku sudah duduk kira-kira jam 16.30 aku mengirim sms ke mba di rumah, “mba mukenaku ketinggalan,  eh aku tadi berdiri loh dari kretek sampai secang”. Tak ada balasan padahal biasanya mba cpet membalas, pikiranku melayang ada apa, apakah setelah ini aku akan ditelpon tapi aku membuang jauh-jauh pikiran itu. (ternyata saat itu di rumah bapak sedang kritis)
                Sampai di daerah pogung, aku mampir ke burjo sampaing kontrakan untuk membeli es susu coklat, ya tepat jam 18.00 aku mengirim sms “Alhamdulillah tekan” (Alhamdulillah sampai) maksudnya aku sudah sampai di jogja, (dan ternyata saat itu bapak menghembuskan nafas terakhir). Aku langsung sholat maghrib, seketika selesai sholat aku ingin makan dan ternyata ada missed call, dan kakak iparku menelpon lagi, aku disuruh kembali pulang, katanya bapak masuk rumah sakit, aku tidak percaya, tiba-tiba ada sms dari teman satu desaku yang mengabarkan bapak telah tiada, antara percaya dan tidak. Malam itu aku mencari travel untuk pulang alhamdulillah dapat dan sampai di rumah pukul 00.00, yang terlihat hanya keranda jenazah yang didalamnya terbungkus tubuh bapak. Terlihat sedikit penyesalan kenapa aku tidak bisa membedakan antara nafsu dan nurani, andai bisa aku akan ada di samping bapak di detik terakhirnya. Tapi semua ini sudah takdir Allah, waktunya sudah tercatat. Sekarang aku harus berusaha menjadi anak yang solihah karena selama ini aku belum bisa memberikan apa-apa untuk bapak.

Ya Allah lapangkanlah kuburnya, ampunilah segala dosa-dosanya dan kumpulkanlah kami di surgaMu,aamiin…

Rabu, 26 Februari 2014

Dibalik Hasil Seleksi Honorer K2

Seleksi pengangkatan PNS untuk guru honorer merupakan hal yang ditunggu-tunggu untuk para guru yang sudah lama mengabdikan dirinya sebagai guru honorer. Ini merupakan program seleksi yang dilakukan oleh pemerintah melalu tes tertulis. Kebiasaan Indonesia sesuatunya ditentukan dengan tes tertulis, tes pengetahuan umum dan tes tentang keguruan.
Namun, ada beberapa hal yang ganjil di balik pengumuman hasil tes tersebut. Beberapa keganjilan diantaranya adalah pengumuman yang diundur-undur tanpa alasan yang jelas. Bahkan lebih dari 3 kali pengunduran jadwal pengumum
an. Alasan yang sempat beredar di forum adalah belum disetujuinya hasil oleh Pak Presiden karena Pak Presiden sedang melakukan perjalanan. Alasan yang tidak tahu benar atau tidak tapi sejujurnya alasan tersebut adalah hal yang sangat dibuat-buat padahal kemunduran jadwal pun lebih dari sekali. Namun, memang tidak ada yang mengusutnya, awalnya karena percaya percaya saja tapi lama-lama karena telalu lelah dengan jadwal pengunduran tersebut. Dan ternyata pengumuman yang dari pusat diserahkan oleh daerah, dan menjadi otonomi daerah. Sangat baik jika daerah memberikan otonomi sesuai dengan kriteria guru yang berhak mendapatkannya misalkan usianya, waktu pengabdiannya, namun entahlah pada kenyataanya, masyarakat pun tidak tahu apa indikatornya.
Sampai akhirnya pengumuman pun tiba, saya mendengar hal-hal yang cukup risi untuk didengar. Beberapa orag yang murni mengerjakan bahkan bisa saat mengerjakan dengan usia yang cukup dan waktu mengajar lebih dari 10 tahun, dia tidak lolos tetapi ada yang tidak bisa mengerjakan usia nya pun relative lebih muda, dia lolos. Akhirnya saya mendengar realita, sampai ada seseorang yang mengatakan “sekarang zamannya gila, kalau tidak gila tidak akan mendapatkan haknya”. Maksud dari kalimat tersebut, sudah menjadi rahasia umum di beberapa daerah dan di kalangan tersebut ada permainan yang dilakukan, dengan jumlah yang lumayan besar nama dapat masuk dengan mudah. Mungkin yang dekat dengan kalangan seperti ini sudah biasa mendengarnya, bahkan sudah menjadi rahasia umum. Ada yang bercerita kepada saya bahwa seorang pun terang-terangan menyebutkan jumlahnya jika ingin “dibawa”. Padahal pengumuman tersebut menentukan nasib kehidupan sebuah profesi yang sangat terhormat namun ternodai dengan permainan-permainan pemegang keputusan hingga akhirnya orang-orang itu pun terlibat permainan. Lalu bagaimana nasib dengan yang jujur, ada beberapa kemungkinan namun, ada kemungkinan mereka terdhalimi, karena yang sesungguhna nama mereka sudah ada dari pusat lalu tercoret begitu saja karena tidak “membeli”nya dan terganti dengan orang lain yang sudah terlibat “permainan”. Banyak cerita-cerita yang saya dengar tentang “permainan” di kalangan terhormat ini, saya tidak men-general-kan, namun kondisi ini ada di suatu tempat. Nama yang tadinya ada, tiba-tiba hilang dan tidak ikut mendapatkan haknya ataupun seseorang yang berkasnya bahkan sama sekali tidak lengkap bisa mendapatkan tunjangan padahal ada pihak lain yang lengkap dan berkualitas namun tidak mendapat tunjangan. Akhirnya kemungkinan sang “jujur:” tersebut bisa saja terpengaruh, lalu bagaimana negara kita nantinya, kalau orang yang benar-benar jujur semakin berkurang.
                Info-info tersebut  saya dapatkan dari berbagai sumber. Saya hanya ingin mengambil hikmah dan pelajarannya. Saat sebelumnya saya membaca keberhasilan pendidikan di Finlandia dan Jepang lalu dihadirkan realita yang ada di sekitar, rasanya hati ini teriris-iris.
                Semoga generasi penerus yang akan dating tidak melakukan hal-hal yang tidak jujur lagi. Lalu apa yang bisa kita lakukan… saya memang belum terjun langsung ke dunia yang sesungguhnya, saya masih seorang mahasiswa. Semoga nanti saya kuta mempertahankan prinsip saya.

                Pada dasarnya sejak dini memang harus ditanamkan moral dan agama yang baik.

sumber gambar: dokumentasi pribadi

Akhirnya Punya SIM C

           Setelah Allah memberi rizki saya untuk memiliki sepeda motor, Alhamdulillah akhirnya saya pun mempunyai surat izin mengemudi. Ada beberapa pengalaman saya saat saya membuat SIM. Mungkin ada langkah-langkah saya yang salah namun, inilah yang saya ikuti  sesuai dengan kebiasaan yang ada, karena ketidak tahuan saya.
               Setelah mendapat informasi mengenai cara membuat SIM dari orang-orang yang pernah membuat akhirnya saya mantap membuat karena Alhamdulillah ada dana untuk kesitu.
             Pertama saya menuju ke sebuah LPK, sebenarnya saya tidak tahu alasannya kenapa sebelum ke polres saya harus ke LPK dulu, tapi saya ngikut saja apa kata saudara-saudara saya. Sesampai di LPK saya pun mendaftar dengan menyampaikan bahwa saya mendaftar untuk membuat SIM. Lalu saya diminta foto kopi ktp dan membayar uang sebesar 250.000 rupiah. Saya tidak kaget karena sebelumnya saya sudah mendapat informasi. Saya mendapat nomor urut dan menunggu tes dimulai. Kira-kira jam 9 pagi tes pun dimulai, saya melakuka tes praktek, saya harus mengulangi sampai saya benar-benar bisa melewati rintangan tanpa menurunkan kaki, Alhamdulillah saya lolos dengan nilai B, sepertinya semua peserta mendapat nilai yang sama. Lalu saya dan peserta lain harus melalui tes tertulis. Mungkin 250.000 itu harga pelatihan singkat kami, di dalam kami diberi informasi tentang berkendara, sungguh jika semua menaati peraturan yang sudah ditentukan, transportasi akan lebih lancer dan akan jarang terjadi kecelakaan namun pada kenyataannya saat saya ingin mematuhi lalu lintas, missal belok kiri ikuti lampu saat saya berhenti malah saya diklakson banyak sepeda motor di belakang saya bahkan dimarahi bapak-bapak. Padahal peraturan itu dibuat untuk kita juga. Pada intinya kita bakal lolos untuk tes tertulis. Jadi kita menggunakan tombol benar salah, soal akan berjalan satu-satu dan setiap soal diberi kesempatan 10 detik untuk menjawab. Bahkan saat penjelasan contoh soal itulah nanti soal yang keluar. Saya pun mendapat nilai 30 artinya saya lulus, nilai kelulusan akanmuncul di layar karena kita menggunakan program otomatis, tapi jangan kawatir jika di layar tidak lulus karena ada penawaran khusus. Lalu saya mendapat sertifikat dan saya pun menuju polres.
                Kedua, saya harus periksa kesehatan. Biasa berat badan, tinggi badan dan golongan darah, dan dilihat secara fisik, missal pakai kacamata atau tidak, dan kami harus membayar 20.000. saya medapat kertas keterangan, dari berkas yang saya dapat di LPK da ditambah surat kesehatan itu saya baru bisa ambil formulir pembuatan SIM, diisi dan diserahkan lagi. Saya pun dipanggil untuk tes tertulis, saya kira sudah tidak tes lagi, ternyata di LPK itu latihan untuk menghadapi tes di Polres, langkah-langkahnya sama bahkan banyak soal yang sama namun ada yang mengecoh juga karena gambarnya tidak jelas, kalau terjadi seperti itu ada petugas yang mengajari kami, bahkan kami bleh saling memberi tahu, mungkin kalau tidak seperti itu tidak aka nada yang lulus kali ya,,, sudah ke LPK dan sudah dibantu saja masih banyak yang tidak lulus, dari 9 orang yang satu ruangan dengan saya pun hanya 4 yang lulus dengan nilai minimal 25, saya mendapat 28, karena sempeat terkecoh dengan 2 soal yang mirip dengan soal di LPK dan ternyata beda. Seharusnya yang tidak lolos itu baru boleh kembali 14 hari kemudian, namun ada penawaran khusu yang saya tidak tahu namun akhirnya mereka pun lulus juga.


sumber gambar  alfitbm.blogspot.com

Sekelumit tentang Jepang

              Bulan Desember 2013 kemarin, saya telah mendapat izin Allah untuk menginjakan kaki di bumi Allah yang lain yaitu Jepang. Keinginan yang sudah terpatri di dalam hati semenjak dulu. Perjuangan yang luar biasa yang harus saya lalui untuk bisa menginjakkan kaki disana.
          Pertama kali, turun di Bandara Internasional Kansai di Osaka, kami harus melewati imigrasi, menuliska seperti form yang memberikan informasi kita kesana untuk apa bahkan berapa uang yang dibawa. Sidik jari kita diperiksa serta kita difoto, saat keluar kami naik sebuah kendaraan mirip kereta tapi itu kendaraan otomatis yang membawa kita dari tempat turun dari pesawat ke bandaranya, benar-benar meringankan dan otomatis, berbeda dengan di kuala lumpur yang harus berjalan kaki sangat jauh.

                Bandara Kansai sungguh indah, bandara tersebut terletak di atas laut.
Foto diatas adalah salah satu bagian bandara, bandara tersebut didominasi dengan kaca. Di sini juga ada musola yang biasa disebut pray room terletak di lantai 4, ada juga restoran halal (katanya) di lantai 2, salah satu makanannya yaitu udon, tapi namanya juga di bandara pasti mahal-mahal.

Banyak sekali mesin otomatis di setiap pojok di setiap lantai, bahkan satu lantai ada lebih dari satu mesin namun, isinya memang berbeda-beda. Kalau mesin otomatis di Jepang insyaAllah aman, pernah sepulang dari Jepang kami melihat esin minum otomatis di stasiun pasar senen dan mesin tersebut sangat mudah dibuka bahkan saya melihat ada orang berpakaian biasa mengambil uang dengan mudah, entah petugasnya atau bukan yang jelas dia setelah ambil uang tidak langsung pergi menunggu beberapa saat apakah ada pembeli lagi atau tidak saat ada petugas stasiun dia pun menjauh.

Ini adalah salah satu tempat informasi mengenai rute bis di daerah Osaka. Di lantai 2 bandara ini juga terdapat stasiun, semua kendaraan mungkin ada disini, dari kereta, taksi, bis, limousine, dsb. Karena memang Bandar ini terletak di pinggiran kota.

Saya sempat keluar dari lantai 2 bahkan di lantai 4 dan di setiap lantai ada jalan rayanya, dan disini juga ada hotel dan supermarket yang langsungterhubung dengan bandara, tapi saya lebih milih tidur di bandara.

sumber foto: dokumentasi pribadi

Kamis, 23 Januari 2014

Perjalanan itu pun dimulai

Setelah berkutat dengn segala hal, akhirnya saya memutuskan untuk berangkat ke Jepang untuk menghadiri sebuah konferensi internasional yang bernama International Student Conference on Advance Science and technology yang diadakan di Universitas Kumamoto, Kumamoto, Jepang. Ini adalah pengalaman pertama saya ke luar negri, tak hanya itu n juga akan menjadi pengalaman pertama saya naik pesawat. Jika kita berdoa dengan sungguh-sungguh dan tulus maka Allah akan mengabulkan doa kita entah kapan waktunya. Sudah lma sekali saya ingin naik pesawat dan ingn ke luar negri, dan akhirnya waktunya pun tiba.
                Rencana perjalanan dan berbagai keperluan saya susun. Mulai dari meminjam jaket tebal, karena keadaan disana sedang winter. Mempersiapkan poster yang akan presentasikan, membeli makanan-makanan ringan, mie instan, bubur instan, biscuit, teh, beras, dan beberapa yang bisa dibawa. Saya membawa beras karena saya akan menginap d Islamic center berharap disana ada magic com.
                Karena keterbatasan dana, maka transportasi yang saya rencanakan untuk sampai ke bandara Kansai adalah
1.       Dari jogja saya berangkat tanggal 7 Desember, padahal pesawat tanggal 9 Desember, karena kami mengejar tiket kereta ekonomi.
2.       Dari Bandara Soekarno Hatta, kami naik pesawat ar asia yang Alhamdulillah saya mendapat tiket promo, lumayan dar yang seharusnya PP 6 jutaan bisa dapet PP 4 jutaan,
Namun, ada beberapa yang memang baru kami rencanakan karena kam belum sempat beli tiketnya yaitu tiket menuju ke kumamoto.
        Hari pertama tanggal 7 desember, mash teringat dalam ingatan, har itu begitu semrawut. Tket kereta jam 15.30 tap jam 13.30 saya baru pulang agenda pekanan, sebenarnya sudah siap semua Cuma ternyata ada yang lupa yaitu beli cemilan, tadinya agenda pekanan rencanya maksmal selesa jam 12, tap d luar prediksi.
        Jam 14.30 sudah di sms sama teman dan sama seorang ibu yang mau menitipkan barang-barang untuk anaknya yang ada di Jepang, harus mengurus diri sendiri, sms teman dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan bu tersebut. Sampai lupa makan, da akhirnya teman berbaik hati membelikan nasi telur di burjo sebelah dan itu pun belum sempat dimakan tapi saya bawa aja.
        Jam 15.00 saya diantar teman saya memaka motor saya dan ternyata Cuma ada satu helm, ada s satu teman kontrakan saya di rumah tapi helmnya gak bisa dipinjam, mungkin dia punya urusan lebih penting disbanding saya. Wah mau nangis rasanya, kalau minjem d kosan teman akan memakan waktu lama lagi dan Alhamdulillah hari itu hujan, kami un memakai mantel karena saya yang mbonceng, saya gak pake helm ke lempuyangan.
        Sampai d lempuyangan sudah ada beberapa teman-teman angkatang 2010 tekni geodesi, sampai uss member kami coklat. Dan yang bikin saya kaget barang yang akan dititipkan untuk kam banyak dan sangat berat, padahal saya udah bawa 1 tas koper dan satu tas biasa ditambah 2 kardus yang beratnya 20 kg, naik kereta ekonomi ditambah kereta udah mau berangkat. Lucu kalau dingat-ngat. Udah naik kereta, aku dan dessy, sampai kereta jalan lani belum muncul dan dia muncul sesaat saat kereta jalan. Keringat sudah bercucuran, karena membawa bawaan yang banyak, oh ya dtambah satu poster ukuran A0, orang-orang dlam kereta sampai liatin saya, hanya liatin saja, karena saya terlihat kuat dan mampu untuk membawa semua tu padahal rasanya mau pingsan.

        Sejenak kami dapat tenang di kereta progo, tujuan selanjutnya adalah stasiun Jatinegara             . Dan kami pun melanjutkan menginap di Rawamangun.

Mencari Dana Konferensi

Satu tantangan besar bagi para mahasiswa yang diterima aplikasinya untuk mengikuti konferensi adalah dana. Untuk ke luar negri itu tidak sedikit dana yang dibutuhkan. Beberapa pengalaman saya dan teman-teman lain yang mencari dana untuk mengikuti konferensi. Melanjutkan kisah saya sebelumnya yang dapat kesempatan untuk mengikuti konferensi internasional di kumamoto, jepang. Pada saat itu pengumumannya adalah kira-kira 37 hari menjelang keberangkatan. Seketika segera yang terlintas di pikiran saya adalah bagaimana saya dan teman-teman bisa mencari dan untuk membantu kami mengikuti konferensi tersebut.
                Langsung saat itu terpikirkan teman-teman saya yang pernah ke luar negri, saya bertanya dan akhirnya saya mendapat contoh proposal dari kakak angkatan saya beda jurusan tapi masih satu fakultas. Karena saat itu rencana awal yang akan berangkat berlima, maka kami membentuk tim untuk mencari dana. Kami memperbaiki proposal dan melist perusahaan-perusahaan yang akan kami kirimi proposal kami. Dan ternyata semua itu tidak semudah seperti apa yang kami rencanakan. Proposal kami tertahan di dekanat, banyak yang membuat proposal kami tertahan, misalnya bapak yang seharusnya menanda tangani pergi keluar kota maka kami harus menunggu beberapa hari, beberapa hari naik lagi ternyata proposal kami mendapat revisi. Rencannya kami akan mengajukan ke universitas dan itu harus melalui fakultas, dari beberapa kali revisi ternyata pihak fakultas tidak bisa membantu dana untuk kami dan kami pun tidak mendapat dari universitas. Dan proposal untuk sponsor pun tidak ditanda tangani.
                Malam itu saya sungguh pusing, merasa berjuang sendiri-sendiri, saya menyadari bahwa tim kami belum kompak. Tidak ada koordinasi yang berjalan, semuanya berjalan dengan santai. Tanpa banyak piker lagi karena waktu yang sudah sangat mepet, saya akhirnya nekad mengajukan proposal tersebut ke alumni geodesi. Dan memang perjalannannya tidka mudah, saya harus kena kritik pedas, tegur, karena proposal yang kurang baik, tim yang kurang kompak. Karena saat itu saya yang menjadi barisan depan maka saya yang kena, namun sejujurnya apapun perkembangan yang terjadi saya share dengan teman-teman. Ini menjadi salah satu konsekuansi yang harus saya terima. Namun, Allah memberikan titik terang, dana sedikit demi sedikit akhirnya masuk ke rekening. Alhamdulillah kami mendapatkan bantuan, kami menyebutnya donator karena mereka tidak mengharapkan balasan apapun.
Hikmah :
1.       Ada beberapa yang saya renungkan, untuk tembus ke konferensi di luar negeri yang jenisnya presentasi tanpa ada output kompetesi atau jurnal termasuk mudah. Tantangan selanjutnya adalah jika kita tidak punya biaya, kita akan mencari dana untuk memenuhi kebutuhan untuk bisa mendatanginya.
2.       Jika memang sampai H-7, dengan logika dan perhitungan tidak bisa mencapai dana yang dibutuhkan, lebih baik jangan terlalu memaksakan diri. Apalagi mengambil jalan untuk berhutang, hal tersebut sangat tidak disarankan
3.       Menurut pengalaman teman-teman saya, ada beberapa instansi yang bisa membantu dana bahkan dalam jumlah yang besar, seperti Dikti dan Kemenpora.
4.       Untuk mencari donator, harus diperhatikan dalam penyusunan proposal, karena proposal adalah jalan kita untuk menyampaikan maksud kita.
5.       Kalau memang ingin sekali berangkat, jangan pernah lelah atau menyerah dan berusahalah lebih keras dari orang lain.
Dana yang kita terima merupakan amanah, meski donatur tidak mengharapkan apapun namu, hal tersebut merupakan amanah kita di hadapan Allah.



Maaf dengan sangat karena laptop penulis berganti dan filenya belum sempat di back up maka file-file tentang sponshorship hilang. jika ingin bertanya lebih lanjut bisa hubungi lewat facebook: Saptiana Mardhiyah atau twitter: @Tia_saptiana. Terima kasih

Menginap di Rawamangun

Pesawat kami terbang ke Jepang tanggal 9 desember namun, kam ke Jakarta tanggal 7 desember sampai tanggal 8 desember dini hari, karena hal tersebut saya mencoba mencari kenalan untuk singgah. Saat itu saya sms beberapa teman di Jakarta samapi ada yang di pos di salah satu grup FIM, dan akhirnya mendapat solusi untuk mengnap d rawamangun, tempat Pak Elmir dan Bunda Tatty. Subhanallah kekuatan persaudaraan dan doa. Meski saya tidak begitu aktif di forum-forum FIM terutama media social bahkan  saya tdak terkenal namun, beliau tetap mau menampung kami, bahkan menjemput saya dan teman-teman ke jatinegara padahal udah jam 12 malam. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepda keluarga beliau dan semoga kehidupan beliau barokah. Bunda pun sempat kaget melhat barang bawaan kami apalagi kami bertga perempuan semua.
                Sesampai di Rawamangun, beliau langsung berstirahat namun, kami dipersilakan makan, subhanallah makanannya enak, dan kami pun beristirahat di kamar yang sudah disediakan. Seharian tanggal 8 desember kami hanya di rumah saja, mencari beberapa informasi yang disarankan oleh Pak elmir dan Bunda Tatty, serta menata ulang bawaan kami. Dan kami sempat mengobrol dengan opa dan ternyata opa memiliki asal yang sama dengan saya yaitu Banjarnegara, subhanallah. Ngobrol dengan Mba Jetsi juga, dan mendapat banyak informasi baru.
Rencana awal kami akan naik taksi ke Soekarno Hatta.Malamnya bunda menawarkan untuk mengantarkan kami besok paginya, saya bersikeras untuk naik taksi, saya tidak ingin merepotkan lagi namun, akhirnya saya menuruti bunda. Pagi nya tanggal 9 desember setelah sholat subuh, pak elmir mengantarkan kami ke Soekarno Hatta. Di sepanjang perjalanan kami diberi banyak saran yang sungguh berguna untuk kami. Saran yang masih saya ingat adalah agar kami tetap kompak, kerjasama, jangan malu bertanya dan untuk kuat berjuang di negeri orang.

                Terima kasih Pak Elmir, Bunda Tatty, dan keluarga, Mba Jetsi, Mba Maghleb, Opa, dan semuanya.