Sabtu, 16 November 2013

Kolaborasikan Perbedaan untuk Membuat Kebermanfaatan


Seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya memaksakan tapal kecil untuk telapak besar besar akan menyakiti, memaksakan kasut besar untuk tapak mungil akan merepotkan. Kaki-kai yang nyaman dalam sepatunya akan berbaris rapi-rapi.
(Salim A Fillah,Dalam Dekapan Ukhuwah)
            Awalnya kita bahas dahulu tentang hati. Sudah sangat disadari bahwa yang menentukan kesehatan jiwa sesorang adalah hatinya. Tak bisa dipungkiri bahwa kebaikkan hati akan berdampak pada kebaikkan dalam dirinya. Semua tentang hati, jika hati ini bersih maka baik pula tubuh ini. Semua tentang hati, pemimpin yang baik pasti urusan hatinya juga baik. Keadaan hati sesorang bisa kita lihat dari akhlak mereka. Mengapa mesti tentang hati, ya karena hati adalah pusat dari diri seseorang.  Sebelum menjadi pemimpin selesaikan dulu masalah hati, karena jika masih bermasalah dengan hati, mau jadi apa yang kita pimpin. Sebelum melangkah dalam titian ini, lihatlah ke dalam ke hati nurani kita apakah sudah baikkah hati kita, sebelum akhirnya kita mempengaruhi orang untuk baik.
            Kita sadari bahwa kita masing-masing berbeda, kita punya ukuran kita masing-masing, ukuran yang bahkan tak sama. Kita memiliki kemampuan yang berbeda-beda, passion yang berbeda pula. Kita tidak bisa memasangkan sepatu kita kepada orang lain begitu pula memasangkan sepatu orang lain pada kaki kita, namun, sepatu kita kitalah yang memakai dan sepatu orang lain biarlah dia yang memakai tapi kita berjalan bersama bergandengan bersama menuju kebermanfaatan. Itulah perumpaan dengan keahlian yang kita miliki, kita bisa berkolaborasi membuat karya, tak hanya sekedar karya tapi karya yang mampu membangun negeri ini, karya yang minimal harus bermanfaat untuk orang sekitar kita. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Kenapa butuh orang lain? Kenapa kita tidak mengasilkan karya kita sendiri?
Lilin tak bisa menerangi jika dia tidak diisi oleh sumbu, lilin tidak bisa menyala jika tidak ada korek api yang menyulutkan api, lilin pun tidak akan terlihat terang jika tidak ada kegelapan.
            Hal-hal yang kecil pun memerlukan kerjasama dengan fungsinya masing-masing. Karena dengan kolaborasi kita bisa memberikan karya yang besar, bahkan memberikan manfaat yang besar daripada kita melaksanakannya sendiri. Dengan menggabungkan kekuatan kita bahkan bisa melawan begitu besar badai yang melanda perjalanan menuju kebermanfaatan.
            Kolaborasikan karya untuk negri, sebuah tema yang diangkat pada Forum Indonesia Muda 14. Dan memang itu benar utuk membangun sebuah negri yang besar ini tidak cukup hanya sepasang sepatu berjalan namun, harus dengan ribuan sepatu yang berbeda. Butuh kolaborasi kemampuan untuk membuat sebuah gebrakan agar bisa membangun negri ini. Sudah cukuplah kita memasang ego di tameng diri masing-masing karena itu tak akan menyelesaikan masalah, sudah cukuplah menonjolkan diri masing-masing karena itu perlu dipertanyakan kesehatan hati kita. Marilah sekarang kita sadari bahwa kita harus berkolaborasi, harus bekerjasama membangun negeri ini dengan kemampuan yang kita punya, bukan sibuk untuk memikirkan kemampuan orang lain. Marilah kita perbaiki hati dan niat  kita. FIM 14 : kolaborasi karya untuk negri.
Karena beda antara kau dan aku sering terjadi sengketa
Karena kehormatan diri sering kita tinggikan di atas kebenaran
Karena satu kesalahanmu padaku seolah menghapus sejuta kebaikan yang lalu
Wasiat Sang Nabi itu rasanya berat sekali “jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara”
(Salim A Fillah, Dalam Dekapan Ukhuwah)

                                    Saptiana Mardhiyah
Teknik Geodesi UGM 2010
FIM 14

   
 FIM 14 C

Jumat, 15 November 2013

Ketika Cinta Saling Bertemu

Mungkin saat membaca judul di atas akan terkesan kalau penulis sedang galau tapi sejujur-jurnya sang penulis sedang tidak galau sama sekali.
Ini kisah seminggu yang lalu, udah agak lama si tapi memang baru sempat untuk enuliskannya.
Suatu sore saya mendapatkan sms untuk mendatangi sebuah agenda di akhir pekan, awalnya sungguh berat kaki ini melangkah mengingat banyak agenda-agenda pribadi yag memang ingin sekali dipenuhi. Tapi setelah emngalahkan ego pribadi, pada hari sabtu itu saya pun berangkat telat 30 menit, parah banget telatnya mungkin karena memang kak yang enggan melangkah. Namun, saat melihat adik-adik 2011 yang sudah menunggu di transit awal, hati ini mulai semangat, apalgi semakin mengetahui bahwa yang menjadi panitia kakak-kakak angkatan 2009 sampai 2007.
Hah... mereka masih peduli, padahal kita sudah berbeda dunia. Tapi ini mungkin karena cinta, cinta pada kelangsungan dakwah kami dan cinta pada aktivis-aktivis ini.
Obrolan saya dengan seorang sahabat saya
"apakah mungkin ya ini diadain karena keadaan kita?"
"mungkin, semoga bisa berdampak baik bagi semuanya"
Kita yang dimaksud dari obrolan kami adalah saya dan sahabat saya itu.

...................................................................................................................................................................Sungguh ketika cinta saling bertemu, cinta pada jalan dakwah ini dan cinta karena Allah. rasanya sungguh ukhuwah ini terasa erat. Karena cinta mereka rela untuk meluangkan waktu untuk berbagi semanvgat untuk kami.
Mereka yang sudah tidak aktif di kampus bahkan sudah paska kampus masih memiliki semangat yang luar biasa untuk berjalan dan berjuang di jalan ini.
Sebuah pelajaran yang wajib saya ambil.
................................................................................................................................................................
Sungguh acara yang berbeda, mungkin ini agenda Rihlah yang paling berbeda. Melihat teman-teman kami maju ke depan melakukan comic action bahkan kakak kakak kami yang biasa saya panggil "pak" itu pun melakukan comic action. Malam yang luar biasa dan tak akan terlupan, tetap agenda bahagia itu tidak boleh membuat kami lupa akan amanah dan kecintaan kami kepada Allah.
..............................................................................................................................................................
Karena pada hari itu kami menyadari kami tak sendiri, yang berjuang pada jalan ini banyak dengan berbagai macam cerita dan pengorbanannya... Ketika orang-orang yang memiliki cinta pada Allah saling bertemu dan berkumpul, rasanya terbentuk sebuah kekuatan. Kekuatan cinta dan kekuatan berjuang, kekuatan untuk tetap bertahan, karena kami ingin berkumpul tak hanya di dunia tapi juga di Jannah-Nya...


Kampus Geodesi
15 November 2013