Rabu, 26 Februari 2014

Dibalik Hasil Seleksi Honorer K2

Seleksi pengangkatan PNS untuk guru honorer merupakan hal yang ditunggu-tunggu untuk para guru yang sudah lama mengabdikan dirinya sebagai guru honorer. Ini merupakan program seleksi yang dilakukan oleh pemerintah melalu tes tertulis. Kebiasaan Indonesia sesuatunya ditentukan dengan tes tertulis, tes pengetahuan umum dan tes tentang keguruan.
Namun, ada beberapa hal yang ganjil di balik pengumuman hasil tes tersebut. Beberapa keganjilan diantaranya adalah pengumuman yang diundur-undur tanpa alasan yang jelas. Bahkan lebih dari 3 kali pengunduran jadwal pengumum
an. Alasan yang sempat beredar di forum adalah belum disetujuinya hasil oleh Pak Presiden karena Pak Presiden sedang melakukan perjalanan. Alasan yang tidak tahu benar atau tidak tapi sejujurnya alasan tersebut adalah hal yang sangat dibuat-buat padahal kemunduran jadwal pun lebih dari sekali. Namun, memang tidak ada yang mengusutnya, awalnya karena percaya percaya saja tapi lama-lama karena telalu lelah dengan jadwal pengunduran tersebut. Dan ternyata pengumuman yang dari pusat diserahkan oleh daerah, dan menjadi otonomi daerah. Sangat baik jika daerah memberikan otonomi sesuai dengan kriteria guru yang berhak mendapatkannya misalkan usianya, waktu pengabdiannya, namun entahlah pada kenyataanya, masyarakat pun tidak tahu apa indikatornya.
Sampai akhirnya pengumuman pun tiba, saya mendengar hal-hal yang cukup risi untuk didengar. Beberapa orag yang murni mengerjakan bahkan bisa saat mengerjakan dengan usia yang cukup dan waktu mengajar lebih dari 10 tahun, dia tidak lolos tetapi ada yang tidak bisa mengerjakan usia nya pun relative lebih muda, dia lolos. Akhirnya saya mendengar realita, sampai ada seseorang yang mengatakan “sekarang zamannya gila, kalau tidak gila tidak akan mendapatkan haknya”. Maksud dari kalimat tersebut, sudah menjadi rahasia umum di beberapa daerah dan di kalangan tersebut ada permainan yang dilakukan, dengan jumlah yang lumayan besar nama dapat masuk dengan mudah. Mungkin yang dekat dengan kalangan seperti ini sudah biasa mendengarnya, bahkan sudah menjadi rahasia umum. Ada yang bercerita kepada saya bahwa seorang pun terang-terangan menyebutkan jumlahnya jika ingin “dibawa”. Padahal pengumuman tersebut menentukan nasib kehidupan sebuah profesi yang sangat terhormat namun ternodai dengan permainan-permainan pemegang keputusan hingga akhirnya orang-orang itu pun terlibat permainan. Lalu bagaimana nasib dengan yang jujur, ada beberapa kemungkinan namun, ada kemungkinan mereka terdhalimi, karena yang sesungguhna nama mereka sudah ada dari pusat lalu tercoret begitu saja karena tidak “membeli”nya dan terganti dengan orang lain yang sudah terlibat “permainan”. Banyak cerita-cerita yang saya dengar tentang “permainan” di kalangan terhormat ini, saya tidak men-general-kan, namun kondisi ini ada di suatu tempat. Nama yang tadinya ada, tiba-tiba hilang dan tidak ikut mendapatkan haknya ataupun seseorang yang berkasnya bahkan sama sekali tidak lengkap bisa mendapatkan tunjangan padahal ada pihak lain yang lengkap dan berkualitas namun tidak mendapat tunjangan. Akhirnya kemungkinan sang “jujur:” tersebut bisa saja terpengaruh, lalu bagaimana negara kita nantinya, kalau orang yang benar-benar jujur semakin berkurang.
                Info-info tersebut  saya dapatkan dari berbagai sumber. Saya hanya ingin mengambil hikmah dan pelajarannya. Saat sebelumnya saya membaca keberhasilan pendidikan di Finlandia dan Jepang lalu dihadirkan realita yang ada di sekitar, rasanya hati ini teriris-iris.
                Semoga generasi penerus yang akan dating tidak melakukan hal-hal yang tidak jujur lagi. Lalu apa yang bisa kita lakukan… saya memang belum terjun langsung ke dunia yang sesungguhnya, saya masih seorang mahasiswa. Semoga nanti saya kuta mempertahankan prinsip saya.

                Pada dasarnya sejak dini memang harus ditanamkan moral dan agama yang baik.

sumber gambar: dokumentasi pribadi

Akhirnya Punya SIM C

           Setelah Allah memberi rizki saya untuk memiliki sepeda motor, Alhamdulillah akhirnya saya pun mempunyai surat izin mengemudi. Ada beberapa pengalaman saya saat saya membuat SIM. Mungkin ada langkah-langkah saya yang salah namun, inilah yang saya ikuti  sesuai dengan kebiasaan yang ada, karena ketidak tahuan saya.
               Setelah mendapat informasi mengenai cara membuat SIM dari orang-orang yang pernah membuat akhirnya saya mantap membuat karena Alhamdulillah ada dana untuk kesitu.
             Pertama saya menuju ke sebuah LPK, sebenarnya saya tidak tahu alasannya kenapa sebelum ke polres saya harus ke LPK dulu, tapi saya ngikut saja apa kata saudara-saudara saya. Sesampai di LPK saya pun mendaftar dengan menyampaikan bahwa saya mendaftar untuk membuat SIM. Lalu saya diminta foto kopi ktp dan membayar uang sebesar 250.000 rupiah. Saya tidak kaget karena sebelumnya saya sudah mendapat informasi. Saya mendapat nomor urut dan menunggu tes dimulai. Kira-kira jam 9 pagi tes pun dimulai, saya melakuka tes praktek, saya harus mengulangi sampai saya benar-benar bisa melewati rintangan tanpa menurunkan kaki, Alhamdulillah saya lolos dengan nilai B, sepertinya semua peserta mendapat nilai yang sama. Lalu saya dan peserta lain harus melalui tes tertulis. Mungkin 250.000 itu harga pelatihan singkat kami, di dalam kami diberi informasi tentang berkendara, sungguh jika semua menaati peraturan yang sudah ditentukan, transportasi akan lebih lancer dan akan jarang terjadi kecelakaan namun pada kenyataannya saat saya ingin mematuhi lalu lintas, missal belok kiri ikuti lampu saat saya berhenti malah saya diklakson banyak sepeda motor di belakang saya bahkan dimarahi bapak-bapak. Padahal peraturan itu dibuat untuk kita juga. Pada intinya kita bakal lolos untuk tes tertulis. Jadi kita menggunakan tombol benar salah, soal akan berjalan satu-satu dan setiap soal diberi kesempatan 10 detik untuk menjawab. Bahkan saat penjelasan contoh soal itulah nanti soal yang keluar. Saya pun mendapat nilai 30 artinya saya lulus, nilai kelulusan akanmuncul di layar karena kita menggunakan program otomatis, tapi jangan kawatir jika di layar tidak lulus karena ada penawaran khusus. Lalu saya mendapat sertifikat dan saya pun menuju polres.
                Kedua, saya harus periksa kesehatan. Biasa berat badan, tinggi badan dan golongan darah, dan dilihat secara fisik, missal pakai kacamata atau tidak, dan kami harus membayar 20.000. saya medapat kertas keterangan, dari berkas yang saya dapat di LPK da ditambah surat kesehatan itu saya baru bisa ambil formulir pembuatan SIM, diisi dan diserahkan lagi. Saya pun dipanggil untuk tes tertulis, saya kira sudah tidak tes lagi, ternyata di LPK itu latihan untuk menghadapi tes di Polres, langkah-langkahnya sama bahkan banyak soal yang sama namun ada yang mengecoh juga karena gambarnya tidak jelas, kalau terjadi seperti itu ada petugas yang mengajari kami, bahkan kami bleh saling memberi tahu, mungkin kalau tidak seperti itu tidak aka nada yang lulus kali ya,,, sudah ke LPK dan sudah dibantu saja masih banyak yang tidak lulus, dari 9 orang yang satu ruangan dengan saya pun hanya 4 yang lulus dengan nilai minimal 25, saya mendapat 28, karena sempeat terkecoh dengan 2 soal yang mirip dengan soal di LPK dan ternyata beda. Seharusnya yang tidak lolos itu baru boleh kembali 14 hari kemudian, namun ada penawaran khusu yang saya tidak tahu namun akhirnya mereka pun lulus juga.


sumber gambar  alfitbm.blogspot.com

Sekelumit tentang Jepang

              Bulan Desember 2013 kemarin, saya telah mendapat izin Allah untuk menginjakan kaki di bumi Allah yang lain yaitu Jepang. Keinginan yang sudah terpatri di dalam hati semenjak dulu. Perjuangan yang luar biasa yang harus saya lalui untuk bisa menginjakkan kaki disana.
          Pertama kali, turun di Bandara Internasional Kansai di Osaka, kami harus melewati imigrasi, menuliska seperti form yang memberikan informasi kita kesana untuk apa bahkan berapa uang yang dibawa. Sidik jari kita diperiksa serta kita difoto, saat keluar kami naik sebuah kendaraan mirip kereta tapi itu kendaraan otomatis yang membawa kita dari tempat turun dari pesawat ke bandaranya, benar-benar meringankan dan otomatis, berbeda dengan di kuala lumpur yang harus berjalan kaki sangat jauh.

                Bandara Kansai sungguh indah, bandara tersebut terletak di atas laut.
Foto diatas adalah salah satu bagian bandara, bandara tersebut didominasi dengan kaca. Di sini juga ada musola yang biasa disebut pray room terletak di lantai 4, ada juga restoran halal (katanya) di lantai 2, salah satu makanannya yaitu udon, tapi namanya juga di bandara pasti mahal-mahal.

Banyak sekali mesin otomatis di setiap pojok di setiap lantai, bahkan satu lantai ada lebih dari satu mesin namun, isinya memang berbeda-beda. Kalau mesin otomatis di Jepang insyaAllah aman, pernah sepulang dari Jepang kami melihat esin minum otomatis di stasiun pasar senen dan mesin tersebut sangat mudah dibuka bahkan saya melihat ada orang berpakaian biasa mengambil uang dengan mudah, entah petugasnya atau bukan yang jelas dia setelah ambil uang tidak langsung pergi menunggu beberapa saat apakah ada pembeli lagi atau tidak saat ada petugas stasiun dia pun menjauh.

Ini adalah salah satu tempat informasi mengenai rute bis di daerah Osaka. Di lantai 2 bandara ini juga terdapat stasiun, semua kendaraan mungkin ada disini, dari kereta, taksi, bis, limousine, dsb. Karena memang Bandar ini terletak di pinggiran kota.

Saya sempat keluar dari lantai 2 bahkan di lantai 4 dan di setiap lantai ada jalan rayanya, dan disini juga ada hotel dan supermarket yang langsungterhubung dengan bandara, tapi saya lebih milih tidur di bandara.

sumber foto: dokumentasi pribadi