Kamis, 23 Januari 2014

Mencari Dana Konferensi

Satu tantangan besar bagi para mahasiswa yang diterima aplikasinya untuk mengikuti konferensi adalah dana. Untuk ke luar negri itu tidak sedikit dana yang dibutuhkan. Beberapa pengalaman saya dan teman-teman lain yang mencari dana untuk mengikuti konferensi. Melanjutkan kisah saya sebelumnya yang dapat kesempatan untuk mengikuti konferensi internasional di kumamoto, jepang. Pada saat itu pengumumannya adalah kira-kira 37 hari menjelang keberangkatan. Seketika segera yang terlintas di pikiran saya adalah bagaimana saya dan teman-teman bisa mencari dan untuk membantu kami mengikuti konferensi tersebut.
                Langsung saat itu terpikirkan teman-teman saya yang pernah ke luar negri, saya bertanya dan akhirnya saya mendapat contoh proposal dari kakak angkatan saya beda jurusan tapi masih satu fakultas. Karena saat itu rencana awal yang akan berangkat berlima, maka kami membentuk tim untuk mencari dana. Kami memperbaiki proposal dan melist perusahaan-perusahaan yang akan kami kirimi proposal kami. Dan ternyata semua itu tidak semudah seperti apa yang kami rencanakan. Proposal kami tertahan di dekanat, banyak yang membuat proposal kami tertahan, misalnya bapak yang seharusnya menanda tangani pergi keluar kota maka kami harus menunggu beberapa hari, beberapa hari naik lagi ternyata proposal kami mendapat revisi. Rencannya kami akan mengajukan ke universitas dan itu harus melalui fakultas, dari beberapa kali revisi ternyata pihak fakultas tidak bisa membantu dana untuk kami dan kami pun tidak mendapat dari universitas. Dan proposal untuk sponsor pun tidak ditanda tangani.
                Malam itu saya sungguh pusing, merasa berjuang sendiri-sendiri, saya menyadari bahwa tim kami belum kompak. Tidak ada koordinasi yang berjalan, semuanya berjalan dengan santai. Tanpa banyak piker lagi karena waktu yang sudah sangat mepet, saya akhirnya nekad mengajukan proposal tersebut ke alumni geodesi. Dan memang perjalannannya tidka mudah, saya harus kena kritik pedas, tegur, karena proposal yang kurang baik, tim yang kurang kompak. Karena saat itu saya yang menjadi barisan depan maka saya yang kena, namun sejujurnya apapun perkembangan yang terjadi saya share dengan teman-teman. Ini menjadi salah satu konsekuansi yang harus saya terima. Namun, Allah memberikan titik terang, dana sedikit demi sedikit akhirnya masuk ke rekening. Alhamdulillah kami mendapatkan bantuan, kami menyebutnya donator karena mereka tidak mengharapkan balasan apapun.
Hikmah :
1.       Ada beberapa yang saya renungkan, untuk tembus ke konferensi di luar negeri yang jenisnya presentasi tanpa ada output kompetesi atau jurnal termasuk mudah. Tantangan selanjutnya adalah jika kita tidak punya biaya, kita akan mencari dana untuk memenuhi kebutuhan untuk bisa mendatanginya.
2.       Jika memang sampai H-7, dengan logika dan perhitungan tidak bisa mencapai dana yang dibutuhkan, lebih baik jangan terlalu memaksakan diri. Apalagi mengambil jalan untuk berhutang, hal tersebut sangat tidak disarankan
3.       Menurut pengalaman teman-teman saya, ada beberapa instansi yang bisa membantu dana bahkan dalam jumlah yang besar, seperti Dikti dan Kemenpora.
4.       Untuk mencari donator, harus diperhatikan dalam penyusunan proposal, karena proposal adalah jalan kita untuk menyampaikan maksud kita.
5.       Kalau memang ingin sekali berangkat, jangan pernah lelah atau menyerah dan berusahalah lebih keras dari orang lain.
Dana yang kita terima merupakan amanah, meski donatur tidak mengharapkan apapun namu, hal tersebut merupakan amanah kita di hadapan Allah.



Maaf dengan sangat karena laptop penulis berganti dan filenya belum sempat di back up maka file-file tentang sponshorship hilang. jika ingin bertanya lebih lanjut bisa hubungi lewat facebook: Saptiana Mardhiyah atau twitter: @Tia_saptiana. Terima kasih

5 komentar:

Anonim mengatakan...

maaf mas. saya juga sedang bingung mau ajukan proposal untuk konfrensi internasional. saya tidak tau bagaimana bentuknya. apabila berkenan mas bisa tidak mengirimkan tmplatenya ke emaik saya ramadhani.nst@gmail.com trimkasih :)

Unknown mengatakan...

Bisa kah saya juga dikirimkan templatenya? Ini alamat email saya megatarinoor@gmail.com trims

Anonim mengatakan...

Apakah saya juga boleh dikirimkan templatenya ke alamat adriandarmawan48@gmail.com
Trimakasih

Unknown mengatakan...

saya juga boleh dikirimkan templatenya ryanfahlepie@gmail.com
Terima kasih banyak :)

Sang Pembelajar mengatakan...

Maaf dengan sangat karena laptop penulis berganti dan filenya belum sempat di back up maka file-file tentang sponshorship hilang. jika ingin bertanya lebih lanjut bisa hubungi lewat facebook: Saptiana Mardhiyah atau twitter: @Tia_saptiana. Terima kasih