PERSIAPAN
Posting yang sangat
telat, tapi tak apa-apa lebih baik daripada tidak sama sekali. Tulisan kali ini
saya ingin menceritakan betapa asyiknya dunia mahasiswa teknik geodesi. Kali ini
tentang kemah kerja, banyak yang merasa aneh dengan kata “kemah kerja”
tersebut. Pernah ada seorang teman saya yang menanyakan kabar saya, saya
menjawab bahwa saya sedang “kemah kerja” eh dia kira saya sedang kemah dalam
arti sebenarnya. Sebenarnya itu hanya sebuah nama saja, kemah kerja ini hampir
sama dengan kuliah lapangan, disebut kemah karena kami bermalam bersama-sama di
penginapan, bukan di tenda.
Dan kemah kerja ini
sangat berkesan bagi kami. Berawal dari setelah selesai ujian akhir, jadi kami
ada ujian kemah kerja juga di hari akhir ujian. Dan setelah ujian KK langsung
saja kami mendapatkan pembekalan. Pembekalan ini tepatnya mengulang
materi-materi yang penah kami dapatkan sebelumnya, karena kemah kerja merupakan
pengaplikasian dari mata kuliah yang pernah kami dapatkan dari semester 1
sampai 4, ada ilmu ukur tanah 1 dan 2, survei digital, survei GNSS. Selama satu
pekan kami mendapatkan materi dari teori sampai praktikum. Oh ya, KK ini
berkelompok dan yang buat saya sedih ni, di detik-detik terakhir cuma saya yang
belum dapet kelompok, kata dosen si tu namanya orang buangan (padahal awalnya
udah jauh-jauh waktu saya pesen sekelompok dengan seseorang tapi karena daya
tarik saya yang kurang saya ditinggal ): ) sedih? Tidak kok, Allah tau
yang terbaik untuk hamba-Nya, di detik-detik terakhir pengumpulan nama kelompok
saya akhirnya dapat meski kesannya sebagai pelengkap. (tapi ini memang yang
terbaik). Rasanya sangat bosan kuliah dari jam 8 sampai jam 3 sore, di kelas
yang sama jadi seperti anak sekolahan. Banyak yang harus kami persiapkan
sebelum berangkat kemah kerja, seperti : peralatan-peralatan pribadi, peralatan
pengukuran, materi-materi yang diharuskan sudah melekat ke otak kami. Yang pasti
kami harus membayar sejumlah uang untuk transportasi dan akomodasi sebesar
900.000 rupiah. Menurut saya itu jumlah yang besar dan kali ini saya meminta
sama ibu, sedih si harus merepotkan dan saya gak tau ibu dapat darimana secara
ibu kan gak kerja (semoga Allah menggantinya buat ibu).
Ini nih ada pengalaman
berkesan yang akan selalu saya ingat dan sampai yang membuat nilai KK saya
tertahan. Lagi-lagi Allah tau yang terbaik untuk saya, dari yang dapat kelompok
akhir-akhir sampai harus memperbaiki kerusakan. Jadi salah kelompok kami juga
saat pertama mengecek alat sebelum dipakai kurang teliti sampai akhirnya saat
alat kami dipakai ada yang rusak padahal sama sekali kami tidak merasa
merusakkannya tapi mau bagaimana lagi saat tersadarnya ada bagian alat yang
rusak itu ada di tangan kami, jujur ya kepala saya pusing banget tambah-tambah
pas lapor ke dosen kami harus menanggung perbaikannya, nah kata bapaknya kalau
gak garansi sampai 7 juta rupiah, kami harus menanggung itu, satu orang
1.500.000, astaghfirullah darimana saya dapat uang sebanyak itu, misal jual
sepeda saja paling laku berapa ribu dan saya bertekad saya gak mau minta lagi
sama ibu, kasihan beliau niatnya kan gak mau minta lagi dari rumah masa
gara-gara siapa yang salah siapa yang nanggung. Allah begitu sayang pada saya. Ini
sebuah pembelajaran, karena kejadian ini saya menjadi lebih teliti dan
berhati-hati. Karena kejadiannya sebelum KK jadi untuk sementara waktu kami
disuruh untuk melupakannya sejenak tapi jujur saya tidak bisa tetap memutar
otak.
Banyak yang harus kami
persiapkan untuk keberangkatan kami ke Bayat. Ada perlengkapan kelompok,
angkatan dan pribadi juga. Bawaan saya banyak banget ada 1 koper, 1 tas
gendong, 1 tas netbook dan 2 payung. Dan saat mau berangkat saya dianter sama 2
motor dan 3 orang teman asrama ada mba umi, ulfa sama mus,. Heboh banget ya
padahal yang lainnya Cuma 1 motor. Kami pun berangkat menaiki bis kota.