Kamis, 15 Maret 2012

makalah tugas praktikum 1 PJ


I.                   PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH
Penginderaan jauh adalah  ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh  menggunakan alat  tanpa kontak langsung.
Dalam penginderaan jauh,,  obyek  yang diindera atau yang ingin diketahui berupa objek di permukaan bumi,atau bahkan antariksa. Alat yang digunakan untuk melakukan penginderaan  jauh adalah sensor.
Sensor berfungsi untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek di bumi dalam daerah  jangkauan tertentu. Sensor berupa kamera, scanner, dan  radiometer. Pada umumnya, sensor dipasang  pada  wahana ( platform ) yang berupa pesawat terbang, satelit, atau pesawat ulang-alik. Berdasarkan ketinggian  peredaran  wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari angkasa ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
1.      Pesawat terbang rendah sampai medium (low to medium altitude aircraft), ketinggian antara 1.000 meter sampai 9.000meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah fotoudara.
2.      Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft), ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan  ialah foto udara dan multispectral scanner data.
3.      Satelit, ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.

II.                KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH
a)      Sumber  Tenaga
Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas :
  • Tenaga Alamiah, yaitu sinar matahari
  • Tenaga Buatan, yang umumnya berupa gelombang mikro
Penginderaan jauh dengan menggunakan tenaga matahari dinamakan penginderaan jauh sistem pasif. Penginderaan jauh sistem pasif menggunakan pancaran cahaya hanya dapat beroperasi pada siang hari saat cuaca cerah. Penginderaan jauh sistem pasif yang menggunakan tenaga pancaran,tenaga termal, dapat beroperasi pada siang maupun malam hari. Citra mudah pengenalannya pada saat perbedaan suhu antara tiap objek cukup besar. Kelamahan penginderaan jauh sistem ini adalah resolusi spasialnya, semakin kasar karena panjang gelombangnya semakin besar.
Penginderaan jauh dengan menggunakan sumber tenaga buatan disebut penginderaan jauh sistem aktif,penginderaan sisitem aktif sengaja dibuat dan dipacarkan dari sensor yang kemudian dipantulkan kembali ke sensor tersebut untuk direkam, pada umumnya sistem ini menggunakn gelombang mikro, tapi dapat juga menggunakan spektrum tampak,dengan sumber tenaga buatan berupa laser.

Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
  • Waktu penyinaran, jumlah energi yang diterima oleh obyek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak enegri yang diterima obyek, makin cerah warna obyek tersebut.
Sudut datang sinar matahari mempengaruhi jumlah energi yang diterima bumi
Sudut datang sinar matahari mempengaruhi jumlah energi yang diterima bumi
  • Bentuk permukaan bumi, permukaan bumi yang bertopografi halus dan  memiliki warna cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas
  • Keadaan Cuaca, kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.
b)      Atmosfer
·         Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.
·         Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi. Kondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai permukaan bumi.
c)      Interaksi antara tenaga dan obyek
Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.
Obyek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra.Contoh :permukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.

d)     Sensor dan Wahana
a.       Sensor
Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :
·         Sensor Fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit).
·         Sensor Elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetic yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.
b.      Wahana
Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok :
·         Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000 – 9.000 meter di atas permukaan bumi
·         Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 meter di atas permukaan bumi
·         Satelit, wahana yang  peredarannya antara 400 km – 900 km diluar atmosfer bumi.
Satelit, wahana dengan peredaran di luar angkasa

III.             PERBEDAAN PENGINDERAAN JAUH DENGAN FOTOGRAMTERI
Fotogrametri dan  penginderaan jauh fokus untuk memperoleh informasi tentang obyek yang jauh dan proses dari sensor yang tidak bersentuhan dengan obyek, dan dengan analisis berikutnya dari data yang diperoleh. Fotogrametri berkonsentrasi pada merekonstruksi bentuk geometris objek,sementara itu penginderaan jauh menekankan pada pengambilan properti obyek fisik. Data yang dihasilkan dari proses fotogrametri adalah berupa data spasial,sedangkan data yang diperoleh pada remote sensing adalah berupa data atribut atau data tematik. Selanjutnya alat perekam objek pada fotogrametri biasa disebut kamera, sementara pada penginderaan jauh alat perekamnya biasa disebut dengan sensor.

IV.             SEJARAH  PENGINDERAAAN JAUH 

IV.I Perkembangan sebelum tahun 1960
            Perkembangan penginderaan jauh dapat dibedakan kedalam 2 kategori yaitu sebelum dan sesudah tahun 1960. Sebelum tahu n 2010 menggunakan foto udara.
            Diawali dengan adanya kamera yang selalu mengaami perkembangan. Perkembangan kamera diperoleh dari percobaan yang dilakukan aristoteles saat 2300 tahun yang lalu dengan telah ditemukannya teknologi Camera Obscura yang merupakan temuan suatu proyeksi bayangan melalui lubang kecil ke dalam ruang gelap. Percobaan ini dilanjutkan oleh ilmuwan seperti Leonardo da Vinci, Levi ben Gerson, Roger Bacon, Daniel Barbara, Johan Zahr (penemuan cermin), Athanins Kircher, Johannes Kepler, Robert Boyle, Robert Hooke, William Wollaston dan George Airyyang dilakukan dari abad 13 sampai 19. Kemudian pada tahun 1700 mulai ditemukan fotografi yang dikembangkan menjadi teknik fotografi pada tahun 1822 oleh Daguerre dan Niepce yang dikenal dengan proses Daguerrotype.
            Teknik fotografi semakin berkembang, dengan dibuktikan dengan semakin berkembanganya rol film yang terbuat dari bahan gelatin dan silver bromide secara besar-besaran. Kegiatan seni fotografi menggunakan balon udara yang digunakan untuk membuat fotografi udara sebuah desa dekat kota Paris berkembang pada tahun 1859 oleh Gaspard Felix Tournachon. Pada tahun 1895 berkembang teknik foto berwarna dan berkembang menjadi Kodachrome tahun 1935.
            Kamera pertama diluncurkan di jerman pada tahun 1903, pada saat itu dimaksudkan untuk memotret bumi dari ketinggian 800 meter dan kembali ke bumi dengan menggunakan parasut. Foto udara pertama kali dibuat oleh Wilbur Wright pada tahun 1909. Selama periode Perang Dunia I, terjadi lonjakan besar dalam penggunaan foto udara untuk berbagai keperluan antara lain untuk pelacakan dari udara yang dilakukan dengan pesawat kecil dilengkapi dengan kamera untuk mendapatkan informasi kawasan militer strategis, juga dalam hal peralatan interpretasi foto udara, kamera dan film.
            Pada tahun 1922, Taylor dan rekan-rekannya di Naval Research Laboratory USA, berhasil mendeteksi kapal dan pesawat udara. Pada saat ini inggris menggunakan foto udara untuk mendeteksi kapal yang melintasi kanal di inggris guna menghindari serangan Jerman.pada tahun 1940. Angakatan laut amerika mendirikan sekolah interpretasi foto udara (Naval Photographic Interpretation School) pada tanggal 5 januari 1942, bertepatan dengan sebulan penyerangan Pearl Harbor. Sejak tahun 1920 di Amerika pemanfaatan foto udara telah berkembang pesat yang mana banyak digunakan sebagai alat bantu dalam pengelolaan lahan, pertanian, kehutanan, dan pemetaan penggunaan tanah. Dimulai dari pemanfaatan foto hitam putih yang pada gilirannya memanfaatkan foto udara berwarna bahkan juga foto udara infra merah. Foto udara juga telah mendukung militer pada saat perang dunia kedua. Sekitar tahun 1936, Sir Robert Watson-Watt dari Inggris juga mengembangkan sistem radar untuk mendeteksi kapal dengan mengarahkan sensor radar mendatar ke arah kapal dan untuk mendeteksi pesawat terbang sensor radar di arahkan ke atas.
            Pada periode tahun 1948 sampai 1950 dimulai peluncuran roket V2 yang dilengkapi dengan kamera kecil. Selama tahun 1950-an dikembangan foto udara infra merah yang digunakan untuk mendeteksi penyakit dan jenis-jenis tanaman. Aplikasi di bidang militer diawali dengan ide untuk menempatkan satelit observasi militer pada tahun 1955 melalui proyek SAMOS (Satellite and Missile Observation System), yang dipercayakan oleh Pentagon kepada perusahaan Lockheed. Satelit pertama dari proyek ini dilucurkan pada tanggal 31 Januari 1961 dengan tujuan menggantikan sistem yang terpasang pada pesawat-pesawat pengintai U2 (Hanggono, 1998).

IV.II Perkembangan sesudah tahun 1960
            Perekaman bumi pertama kali dilakukan oleh atelit TIROS (Television and Infrared Observation Satellite) pada tahun 1960 yang merupakan satelit meteorologi. Satelit TIROS ini sepenuhnya didukung oleh ESSA (Environmental Sciences Services Administration), kemudian berganti dengan NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) pada bulan Oktober 1970. Seri kedua dari satelit TIROS ini disebut dengan ITOS (Improved TIROS Operational System). Sejak saat ini peluncuran manusia ke angkasa luar dengan kapsul Mercury, Gemini dan Apollo dan lain-lain digunakan untuk pengambilan foto pemukaan bumi. Sensor multispektral fotografi S065 yang terpasang pada Apollo-9 (1968) telah memberikan ide pada konfigurasi spektral satelit ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite), yang akhirnya menjadi Landsat (Land Satellite). Satelit ini merupakan satelit untuk observasi sumber daya alam yang diluncurkan pada tanggal 23 Juli 1972. Generasi berikutnya Landsat 2 diluncurkan pada tanggal 22 Januari 1975 dan peluncuran Landsat 3 pada tanggal 5 Maret 1978.
Perkembangan satelit sumber daya alam komersial terjadi pada Landsat 4 yang diluncurkan pada tanggal 16 Juli 1982, disusul Landsat 5 yang peluncurannya pada tanggal 1 Maret 1984, dan Landsat 6 gagal mencapai orbit. Direncanakan pada awal 1998 akan segera diluncurkan satelit Landsat 7 sebagai pengganti Landsat 5. Perkembangan satelit sumber daya alam tersebut diikuti oleh negara lain, dengan meluncurkan satelit PJ operasional dengan berbagai misi, teknologi sensor, serta distribusi data secara komersial, seperti satelit SPOT-1 (Systemme Probatoire d’Observation de la Terre) oleh Perancis pada tahun 1986 yang diikuti generasi berikutnya, yaitu SPOT-2, 3, dan 4.
            Satelit Almaz-1 diluncurkan 31 Maret 1991, yang awalnya untuk pantauan kondisi cuaca setiap hari, sedangkan secara operasional mengindera bumi baru dimulai 17 Oktober 1992 dan beroperasi selama 18 bulan. Konsorsium Eropa (ESA = European Space Agency) tidak mau ketinggalan meluncurkan ERS-1 tahun 1991 dan ERS-2 tahun 1995. Disusul Jepang dengan JERS (Japan Earth Resources Satellite), yaitu JERS-1 diluncurkan tanggal 11 Februari 1992, namun program ini tidak diteruskan dan diganti dengan Adeos (Advanced Earth Observation Satellite) Agustus 1996, serta GMS (Geostationer Meteorogical Satellite), India dengan IRS (Indiana Resources Satellite); dan Canada dengan Radarsat (Radar Satelitte). Pada saat ini, satelit intelijen Amerika memiliki kemampuan menghasilkan citra dengan resolusi yang sangat tinggi, mampu mencapai orde sepuluhan sentimeter.
Selain di bidang militer, pemerintah Amerika Serikat juga telah memberikan lisensi kepada tiga perusahaan swasta untuk meluncurkan satelit sipil beresolusi sangat tinggi seperti Orbview (Orbital Science Corporation), Space Imaging Satellite (Lockheed) dan Earthwatch (Ball Aerospace). Pada pertengahan tahun 1998 ini juga direncanakan peluncuran satelit Quick Bird yang merupakan satelit penerus generasi sistem Early Bird. Satelit Quick Bird akan membawa sensor QuickBird Panchromatic dengan resolusi spatial 1 meter dan QuickBird Multispectral dengan resolusi 4 meter. Misi satelit PJ resolusi tinggi sebagian berorientasi untuk inventarisasi, pantauan, dan penggalian lahan atau daratan, sebagian untuk mendapatkan informasi kelautan dan lingkungan.
V.                CONTOH-CONTOH PENGINDERAAN JAUH
Penginderaan jauh bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya di bidang kelautan, hidrologi, klimatologi, lingkungan, dan kedirgantaraan(luar angkasa).
a)      Manfaat di bidang kelautan (Seasat dan MOSS)
·         Pengamatan sifat fisis air laut
·         Pengamatan pasang surut air laut dan galombang laut
·         Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.
b)      Manfaat di bidang hidrologi (Landsat dan SPOT)
·         Pengamatan DAS
·         Pengamatan luas daerah dan intensitas banjir
·         Pemetaan pola aliran sungai
·         Studi sedimentasi sungai
c)      Manfaat di bidang klimatologi (NOAA, Meteor, dan GMS)
·         Pengamatan iklim suatu daerah
·         Analisis cuaca
·         Pemetaan iklim dan perubahannya
d)     Manfaat di bidang sumber daya bumi dan lingkungan (Landsat, ASTER, Soyus, dan SPOT)
·         Pemetaan penggunaan lahan data kerusakan lingkungan karena berbagai hal
·         Pendeteksian lahan kritis
·         Pemantauan distribusi sumber daya alam
·         Pemetaan untuk keperluan HANKAMNAS
·         Perencanaan pembangunan wilayah
e)       Manfaat di bidang angkasa luar (Ranger, Viking, Luna, dan Venera)
·         Penelitian tentang planet-planet
·         Pengamatan benda-benda angkasa
VI.             PLATFORM  SISTEM  PENGINDERAAN  JAUH

                                            i.            Ground-Based Platforms : sensor diletakkan di atas permukaan bumi dan tidak berpindah-pindah. Sensornya biasanya sudah baku seperti pengukur suhu, angin, Ph air, intensitas gempa dll. Biasanya sensor ini diletakkan di atas bengunan tinggi seperti menara.
                                          ii.            Aerial platforms : biasanya diletakkan pada sayap pesawat terbang, meskipun platform airborne lain seperti balon udara, helicopter dan roket juga bisa digunakan. Digunakan untuk mengumpulkan citra yang sangat detail dari permukaan bumi dan hanya ditargetkan ke lokasi tertentu. Dimulai sejak awal 1900-an.


VII.          DAFTAR PUSTAKA
http://andimanwo.wordpress.com/2009/08/05/penginderaan-jauh
Noegroho.C,2005,Penginderaan Jauh,Jurusan Teknik Geodesi,Yogyakarta
Harintaka,2005,Penginderaan Jauh,Jurusan Teknik Geodesi,Yogyakarta


0 komentar: