Senin, 30 Desember 2013

Kenapa bisa ke Jepang? (1)

Dari sisi logika seseorang dengan keadaan sepertiku mungkin adalah hal yang mustahil untuk bisa menginjakkan kaki di belahan bumi yang lain, Jepang. Saya akan memaparkan beberapa hal dibalik semua perjuangan yang saya alami samapi akhirnya bisa menginjakkan kaki sampai pulang lagi.
                Mimpi, semua berawal dari mimpi. Yang kata kebanyakan orang kalau kita memiliki mimpi maka kita harus menuliskannya. Suatu malam, di tempat belajar saya di pojokan kamar, saya merasa sangat jenuh dengan kehidupan yang saya jalani. Kemudian saya rangkai dan baca ulang rencana hidup saya, sampai pada satu mimpi bahwa saya ingin ke luar negeri, tapi tidak sembarang ke luar negeri, seperti mimpi yang pernah saya tuliskan saat saya mengikuti konferensi internasional saya yang pertama di Jakarta. Saya tidak hanya ingin ke luar negri, tapi saya harus ke luar negeri dengan tujuan yang jelas da nada nilai karya ataupun kontribusi di dalamnya.
                Dan masih membekas dalam ingatan, saat itu di kampus terjadi obrolan yang saya ingat saya dan L, dan seorag teman lagi, saat itu saya bilang doakan tahun ini bisa ke luar negri, dan L pun bilang kalau tahun ini dia ingin ke luar pulau. Tapi tak hanya sekedar omongan saja, malam itu saya ikhtiar dengan mencari informasi di internet dan saya mendapatkan 2 kesempatan yang memungkinkan yaitu konferensi internasional di kumamoto, Jepang dan winter school di korea selatan. Dari sekian banyak akhirnya saya memilih 2 itu karena, untuk yang di jepang:
1.       Konferensinya gratis
2.       Terdapat dua sesi yaitu research session and general session, untuk yang general yang diajuin itu ide atau gagasan saja
3.       Untuk yang general session hanya mengirim abstrak dan ngisi form
4.       Ada tema Natural Disaster ( kebetulan lagi mendalami tentang Tsunami)
Untuk yang winter school di korea selatan
1.       Tidak ada syarat sertifikat toefl atau sejenisnya
2.       Ada scholarship-nya (mulai dari transportasi dan akomodasi), ini ni yang penting
3.       Isu yang diangkat tentang hak asasi manusia (kebetulan suka dengan isu ini)
4.       Syarat-syaratnya bisa segera dipenuhi
Nah, setelah mendapatkan info itu saya merasa ada kesempatan namun saya tidak ingin sendirian. Di kampus saya memiliki sahabat yang kita punya mimpi yang kita susun bersama. Saat itu saat kuliah pasang surut, saya memberi tahu info-info tersebut kepadanya, kebetulan di sebelah saya ada L dan D. karena mendegar percakapan saya dan sahabat saya itu merekapun meminta info itu. Dengan senang hati saya kasih dan saya jelaskan tentang 2 acara tersebut.Sampai akhirnya yang mengajukan saya, L dan D, sahabat saya mundur dan tidak mengajukan satu acara pun.
Saat pengumuman ternyata L dan D diterima untuk yang Jepang dan saya telat pengumumannya karena memang saya salah mengirimkan form registrasi. Tapi Alhamdulillah diterima juga. Namun, ini lah awal perjuangan kami.
Ada beberapa hikmah dan info yang bisa saya bagikan
1.       Untuk info konferensi internasional atau program-program internasional
Banyak yang nanya, saya dapat info darimana, kok bisa dapat info begituan. Saya nyarinya dari internet bahkan sering dari google, memang tidak sekali langsung nemu harus beberapa kali dengan waktu yang berbeda dan harus jeli agar sesuai dengan spesifikasi kita. Untuk 2 info diatas saya dapat dari websitenya UGM yaitu oia.ugm.ac.id. itu pun harus jeli. Untuk konferensi internasional itu banyak, Cuma kita aja yang mau rajin menjemput peluang itu atau tidak
2.       Untuk yang konferensi di Kumamoto, saya termasuk beruntung karena saya tau menjelang 3 hari deadline dan kondisinya saya belum punya paper baru gagasan saja. Namun, hal tersebut menurut pengalaman saya sebagai pencari informasi, untuk acara konferensi internasional sangat jarang yang ada sesi gagasannya. Jadi, kalau mau ikut konferensi internasional harus menyiapkan paper terlebih dahulu sehingga akan lebih mudah. Sehingga mimpi itu tidak hanya sekedar mimpi saja.
3.       Sahabat, kita perlu sahabat untuk saling menyemangati dalam mewujudkan mimpi kita
4.       Jangan mepet-mepet dalam menyiapkan syarat-syarat yang diminta karena sesuatu yang tergesa-gesa biasanya tidak maksimal.

5.       Saat aplikasi kita diterima kita jangan terlalu senang dulu karena peluangnya masih sangat tipis kalau transportasi dan akomodasi tidak ditanggung apalagi keadaannya kita tidak punya dana.

30 Desember 2013

0 komentar: