Dari sisi logika seseorang dengan
keadaan sepertiku mungkin adalah hal yang mustahil untuk bisa menginjakkan kaki
di belahan bumi yang lain, Jepang. Saya akan memaparkan beberapa hal dibalik
semua perjuangan yang saya alami samapi akhirnya bisa menginjakkan kaki sampai
pulang lagi.
Mimpi,
semua berawal dari mimpi. Yang kata kebanyakan orang kalau kita memiliki mimpi
maka kita harus menuliskannya. Suatu malam, di tempat belajar saya di pojokan
kamar, saya merasa sangat jenuh dengan kehidupan yang saya jalani. Kemudian
saya rangkai dan baca ulang rencana hidup saya, sampai pada satu mimpi bahwa
saya ingin ke luar negeri, tapi tidak sembarang ke luar negeri, seperti mimpi
yang pernah saya tuliskan saat saya mengikuti konferensi internasional saya
yang pertama di Jakarta. Saya tidak hanya ingin ke luar negri, tapi saya harus
ke luar negeri dengan tujuan yang jelas da nada nilai karya ataupun kontribusi
di dalamnya.
Dan
masih membekas dalam ingatan, saat itu di kampus terjadi obrolan yang saya
ingat saya dan L, dan seorag teman lagi, saat itu saya bilang doakan tahun ini
bisa ke luar negri, dan L pun bilang kalau tahun ini dia ingin ke luar pulau.
Tapi tak hanya sekedar omongan saja, malam itu saya ikhtiar dengan mencari
informasi di internet dan saya mendapatkan 2 kesempatan yang memungkinkan yaitu
konferensi internasional di kumamoto, Jepang dan winter school di korea
selatan. Dari sekian banyak akhirnya saya memilih 2 itu karena, untuk yang di
jepang:
1.
Konferensinya gratis
2.
Terdapat dua sesi yaitu research session and
general session, untuk yang general yang diajuin itu ide atau gagasan saja
3.
Untuk yang general session hanya mengirim
abstrak dan ngisi form
4.
Ada tema Natural Disaster ( kebetulan lagi
mendalami tentang Tsunami)
Untuk yang winter school di korea selatan
1.
Tidak ada syarat sertifikat toefl atau
sejenisnya
2.
Ada scholarship-nya (mulai dari transportasi dan
akomodasi), ini ni yang penting
3.
Isu yang diangkat tentang hak asasi manusia
(kebetulan suka dengan isu ini)
4.
Syarat-syaratnya bisa segera dipenuhi
Nah, setelah mendapatkan info itu saya merasa ada kesempatan namun saya
tidak ingin sendirian. Di kampus saya memiliki sahabat yang kita punya mimpi
yang kita susun bersama. Saat itu saat kuliah pasang surut, saya memberi tahu
info-info tersebut kepadanya, kebetulan di sebelah saya ada L dan D. karena
mendegar percakapan saya dan sahabat saya itu merekapun meminta info itu.
Dengan senang hati saya kasih dan saya jelaskan tentang 2 acara tersebut.Sampai
akhirnya yang mengajukan saya, L dan D, sahabat saya mundur dan tidak
mengajukan satu acara pun.
Saat pengumuman ternyata L dan D diterima untuk yang Jepang
dan saya telat pengumumannya karena memang saya salah mengirimkan form
registrasi. Tapi Alhamdulillah diterima juga. Namun, ini lah awal perjuangan
kami.
Ada beberapa hikmah dan info yang bisa saya bagikan
1.
Untuk info konferensi internasional atau
program-program internasional
Banyak yang
nanya, saya dapat info darimana, kok bisa dapat info begituan. Saya nyarinya
dari internet bahkan sering dari google, memang tidak sekali langsung nemu
harus beberapa kali dengan waktu yang berbeda dan harus jeli agar sesuai dengan
spesifikasi kita. Untuk 2 info diatas saya dapat dari websitenya UGM yaitu
oia.ugm.ac.id. itu pun harus jeli. Untuk konferensi internasional itu banyak,
Cuma kita aja yang mau rajin menjemput peluang itu atau tidak
2. Untuk
yang konferensi di Kumamoto, saya termasuk beruntung karena saya tau menjelang
3 hari deadline dan kondisinya saya belum punya paper baru gagasan saja. Namun,
hal tersebut menurut pengalaman saya sebagai pencari informasi, untuk acara
konferensi internasional sangat jarang yang ada sesi gagasannya. Jadi, kalau
mau ikut konferensi internasional harus menyiapkan paper terlebih dahulu
sehingga akan lebih mudah. Sehingga mimpi itu tidak hanya sekedar mimpi saja.
3.
Sahabat, kita perlu sahabat untuk saling
menyemangati dalam mewujudkan mimpi kita
4.
Jangan mepet-mepet dalam menyiapkan
syarat-syarat yang diminta karena sesuatu yang tergesa-gesa biasanya tidak
maksimal.
5.
Saat aplikasi kita diterima kita jangan terlalu
senang dulu karena peluangnya masih sangat tipis kalau transportasi dan
akomodasi tidak ditanggung apalagi keadaannya kita tidak punya dana.
30 Desember 2013
0 komentar:
Posting Komentar